PENTINGNYA BERMAIN TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
PENTINGNYA BERMAIN
TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
Ai Fika Rohmatillah
Romdoni
Abstrak
Bermain
adalah kegiatan yang sangat menyenangkan dan juga penting untuk perkembangan
anak. Melalui bermain anak-anak dapat belajar segala hal, karena pada dasarnya
bermain bagi anak adalah proses belajar. Banyak teori-teori yang mendefinisikan
pengaruh bermain bagi perkembangan anak, seperti teori klasik yang terdiri atas
teori surplus energi dan teori rekreasi serta rekapitulasi. Selain teori klasik
terdapat juga teori-teori modern yang terdiri atas teori psikoanalisis dan
teori kognitif. Bermain sangat penting untuk perkembangan anak karena itu
banyak jenis-jenis permainan yang dapat memengaruhi perkembangan anak,
diantaranya adalah permainan peran dan pembangunan. Selain itu, bagi anak-anak
bermain juga dapat memengaruhi
perkembangan fisik, dorongan
berkomunikasi, sumber belajar, menyalurkan emosi yang terpendam dan belajar
bermasyarakat.
Kata kunci : Bermain,
Perkembangan Anak
A.
Pendahuluan
Bagi
setiap anak, bermain adalah kegiatan yang sangat menyenangkan yang dapat
dilakukan setip saat. Namun, terkadang orang tua menganggap bahwa bermain
adalah kegiatan yang hanya membuang waktu saja. Padahal konsepsi tersebut
sangatlah salah, karena pada dasarnya anak belajar melalui kegiatan bermain.
Pada
zaman sekarang banyak orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan anak
mereka melalui bermain. Orang tua lebih memilih memperkenalkan berbagai cara
kegiatan belajar sedini mungkin supaya anak-anak mereka dapat
mencapai potensi yang optimal untuk mengembangkan setiap bakat yang
dimilikinya. Padahal, bakat alami seorang anak berkembang melalui pengalaman
yang menyenangkan seperti kegiatan bermain. Namun, kegiatan bermain pada anak
juga harus berdasarkan inisiatif anak bukan karena paksaan orang tua.
Bermain adalah hal yang alami bagi anak-anak. Bermain
juga sangat penting untuk perkembangan anak, karena pada setiap tahap
perkembangannya anak-anak akan bermain dengan cara yang paling sesuai untuk
hal-hal yang harus mereka pelajari. Oleh
karena itu, sebagai orang tua kita harus memastikan bahwa anak-anak kita
melewati masa kanak-kanaknya penuh
dengan kegembiraan dan menyenangkan.
B.
Isi
1.
Bermain
Bermain adalah kegiatan yang dapat menghasilkan
kesenangan. Mutiah (2010:91) menyebutkan bahwa “Bermain adalah kegiatan yang
sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak”.
Bermain pada anak juga dapat
dikatakan sebagai proses eksplorasi, eksperimen, peniruan dan peyesuaian.
Menurut (Setiawan, 2012) “Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan
informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak”.
Pada dasarnya juga, anak-anak belajar
melalui sebuah permainan karena hanya cara itulah yang dapat dilakukan oleh
seorang anak untuk mencapai apa yang ingin dia capai. Aristoteles (dalam
Mutiah, 2010:92) memandang bahwa “Permainan itu adalah sebagai saluran untuk
menyalurkan segala emosi yang tertahan dan menyalurkan perasaan yang tidak dapat
dinyatakan ke arah yang baik”.
Melihat begitu pentingnya bermain
untuk perkembangan anak, berikut ini
adalah teori-teori yang mendefinisikan
tentang bermain, yaitu:
1. Teori
Klasik
Teori ini muncul dari abad ke-19
sampai Perang Dunia I. teori ini berusaha menjelaskan sebab munculnya perilaku
bermain dan tujuan dari bermain. Teori klasik juga dibagi menjadi dua bagian,
diantaranya:
a. Teori
surplus energi dan rekreasi
b. Teori
rekapitulasi dan praktis
Berikut ini adalah penjelasan
mengenai teori teori tersebut:
a. Teori
surplus energi dan rekreasi
Teori surplus energi pertama kali
diajukan oleh Friedrich Schiller dan Herbert Spencer. Teori ini menyatakan bahwa perilaku bermain muncul
karena ada surplus energi. Mereka juga berpendapat bahwa bermain adalah sebagai
penutup atau klep keselamatan pada mesin uap, energi atau tenaga yang berlebih
pada seseorang perlu dibuang atau dilepaskan melalui bermain. Hal ini berarti
bahwa seseorang melakukan bermain hanya untuk mengeluarkan kelebihan energi.
Teori rekreasi berasal dari Moritz
Lazarus. Teori ini menyatakan bahwa
bermain adalah lawan dari bekerja dan merupakan cara yang paling ideal untuk memulihkan tenaga. Hal ini berarti bahwa
bermain itu dijadikan sebagai cara untuk memulihkan energi yang sudah terkuras
saat bekerja.
b. Teori
rekapitulasi dan praktis
Teori rekapitulasi pertama kali
dikemukakan oleh G. Stanley Hall yang menganggap bahwa anak-anak bermain karena
mengulangi aktivitas para leluhurnya. Teori
ini juga disebut Teori Atavisme yang menyatakan bahwa permainan anak itu adalah
ulangan dari nenek moyangnya. Hal ini berarti bahwa bermain dijadikan sebagai
cara untuk mengenang atau mengulang kembali mata rantai evolusi atau kebudayaan
manusia dari zaman ke zaman.
Teori praktis dikemukakan oleh Karl
Gross yang menyatakan bahwa bermain berfungsi untuk memperkuat insting yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup di masa mendatang. Hal ini berarti bermain
dijadikan cara untuk memepertahankan kelangsungan hidup dan sebagai sarana
latihan dan mengelaboirasi keterampilan yang diperlukan saat dewasa nanti.
2. Teori
Modern
Teori modern muncul setelang Perang
Dunia I berlangsung. Teori ini menekankan pada konsekuensi bermain bagi anak
teori ini juga menjelaskan manfaat bermain bagi perkembangan anak. Berikut ini
adalah penjelasan mengenai teori teori modern tentang bermain, yaitu:
a. Teori
Psikoanalisis
Tokoh utama teori ini adalah
Sigmund Freud. Teori ini memandang bahwa bermain pada anak adalah alat yang
penting untuk pelepasan emosinya , benda-benda serta sejumlah keterampilan
sosial.
Bermain memegang peranan penting
dalam perkembangan emosi anak dan sebagai cara yang digunakan untuk mengatasi
masalahnya serta untuk mengurangi kecemasan yang berlebihan pada anak. Menurut Frued
(dalam Mutiah, 2010:100). Ini berarti bahwa bermain itu sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan emosi anak. Anak dapat mengeluarkan semua
perasaannya atau pengalamannya melalui bermain.
b. Teori
Kognitif
Tokoh
utama teori ini adalah Jean Piaget. Anak menciptakan sendiri pengetahuan mereka
tentang dunianya melalui interaksi, dengan cara berlatih dengan menggunakan
informasi-informasi yang mereka dengar dengan menggabungkan informasi baru yang
sudah dikenal dan anak juga menjalani perkembangan kognisi sampai akhirnya
proses berfikir anak dapat menyamai proses berfikir orang dewasa. Menurut Piaget
(dalam Mutiah, 2010:101)
Hal
ini berarti bahwa bermain sangat berpengaruh pada perkembangan kognisi anak. Dengan
cara bermain, kognisi anak menjadi meningkat, anak dapat mengetahui hal-hal
baru melalui bermain dan juga dapat mempraktikan keterampilan tersebut serta
mengonsolidasikannya. Namun, sejalan dengan tahapan perkembangan kognisinya,
kegiatan bermain mengalami perubahan dari tahap sensori motor, bermain khayal
sampai kepada bermain sosial yang disertai dengan aturan-aturan permainan.
Permainan dan bermain memiliki arti tersendiri bagi
anak karena pada saat bermain bukan hanya kesenagangan saja yang anak-anak
peroleh, anak-anak juga bermain untuk mengembangkan bakatnya atau keterampilan
baru. Selain itu, saat bermain anak-anak juga akan menghayati berbagai kondisi
emosi yang muncul ketika bermain seperi rasa senang, gembira, tegang bahkan
rasa kecewa dan marah.
Terdapat beberapa jenis permainan
yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Main
peran
Permainan
ini disebut juga sebagai pemainan pura-pura atau menghayal atau main drama.
Permainan ini sangat penting untuk anak karena dapat meningkatakan
imajinasi dan kreatifitas pada anak. Selain
itu permainan ini juga sangat penting untuk perkembangan kognisi , sosial, dan
emosi anak.
b. Main
pembangunan
Permainan
ini dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak dalam mengerjakan
tugas-tugas sekolah ketika anak telah memasuki usia sekolah
2.
Perkembangan
Anak
Perkembangan adalah proses yang
pasti dialami oleh setiap individu, tidak dapat diukur atau dinyatakan dalam
angka. Menurut Setiawan (2012) “Perkembangan adalah proses yang bersifat kualitatif
dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan
yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia”.
Perkembangan anak ditandai dengan
kemampuan anak dalam merespon pembicaraan orang tua, tawa orang dewasa,
tengkurap, merangkak, berjalan, berbicara, menendang, memegang benda, makan sendiri, memakai baju
sendiri, berlari, bermain dengan sesama, berbicara denagn orang lain dan sebagainya.
Masa anak-anak ditandai oleh kemampuan untuk
mandiri: mulai berjalan sendiri, makan sendiri, berbicara serta berlari. Pada
masa ini, anak mulai mengembangkan penalaran yang bersifat intuitif karena
berhubungan langsung denagn gerakan tubuh dan indera. Misalnya, seorang gadis
kecil berhasil melemparkan bola maka ia akan menunjukan pengetahuan intuitif
tentang kecepatan dan jarak. Menurut Rousseau (dalam Pratisti, 2008:5)
3.
Pengaruh
Bermain bagi Perkembangan Anak
Bermain sangat berpengaruh terhadap
periode perkembangan anak, yang terdiri atas perkembangan fisik, kognisi dan
sosial. Kegiatan bermain memengaruhi enam aspek perkembangan anak: aspek
kognisi, sosial, emosional, komunikasi, kesadaran diri, dan keterampilan
motorik. Menurut Catron dan Allen (dalam Mutiah, 2010:146).
Sedangkan menurut Hurlock (dalam
Mukhlis, 2013) mengatakan bahwa pengaruh bermain terhadap perkembangan anak
terdiri atas:
a. Perkembangan
fisik
Bermain
dapat menyalurkan tenaga yang berada dalam tubuh anak. Dengan bermain,
anak-anak dapat mengembangkan otot-otot dan melatih seluruh bagian tubuh.
b. Dorongan
berkomunikasi
Kegiatan bermain dapat mendorong
komunikasi anak dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, meskipun terkadang
bahasa anak tidak difahami oleh orang dewasa tetapi oleh teman-teman sebayanya
bahasa tersebut dapat difahami.
c. Menyalurkan
energi emosional yang terpendam
Kegiatan bermain dapat mengatasi
ketegangan dalam diri anak karena dengan bermain anak dapat menyalurkan seluruh
emosionalnya.
d. Sumber
belajar
Bagi anak-anak bermain adalah sarana
untuk belajar karena dengan bermain anak diberikan kesempatan untuk mempelajari
segala hal yang ingin dia ketahui.
e. Belajar
bermasyarakat
Kegiatan
bermain bersama teman sebaya merupakan
sarana untuk anak berhubungan sosial dan dapat mengatasi masalah yang timbul
dan mengerti pemecahannya.
C.
Penutup
Bermain adalah kegiatan belajar pada
anak-anak. Dengan bermain anak-anak dapat mempelajari segala hal yang belum dia
ketahui. Bermain sangat penting untuk perkembangan anak-anak, oleh karena itu
banyak sekali teori-teori yang mendefinisikan tentang bermain.
Selain dijadikan sebagai kegiatan
belajar bermain juga dapat dijadikan sebagai kegiatan untuk menyalurkan emosi
pada anak. Dengan bermain anak-anak dapat menyalurkan emosinya seperti perasaan
senang, gembira, kesal, marah bahkan kecewa.
Jadi intinya adalah bermain merupakan
kegiatan yang sangat penting untuk perkembangan anak. Karena kegiatan bermain
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognisi, fisik, sosial dan komunikasi
anak.
D.
Daftar
Pustaka
Mukhlis, Huda. 2013, “Pengaruh Bermain Bagi Perkembangan Sosial Anak Prasekolah
Persfektif Psikologi Pendidikan Islam”
[online]. Tersedia: http://www.ngurakarik.blogspot.in/2013/o6/skripsi-perkembangan-anak
prasekolah.html?m=1. [08 Maret 2015]
Mutiah,
Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia
Dini. Jakarta: Kencana.
Pratisti,
W.D.. 2008. Psikologi Anak Usia Dini.
Bogor. PT Macana Jaya Cemerlang.
Setiawan,
Dimas. 2012, “Definisi Perkembangan”
[online]. Tersedia: http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-perkembangan.html?m=1.
[08 Maret 2015]
Komentar
Posting Komentar