Pengertian Psikologi Abnormal dan Pendekatan pada Psikologi Abnormal
Pengertian Psikologi Abnormal dan Pendekatan pada
Psikologi Abnormal
Banyak istilah yang digunakan untuk Psikologi
abnormal. Namun istilah yang paling lazim digunakan untuk psikologi abnormal adalah perilaku abnormal dan psikopatologi. Istilah
perilaku abnormal bersesuaian dengan gangguan mental atau mental disorder atau semacamnya, dalam konteks yang lebih luas
perilaku abnormal juga bersamaan dengan perilaku maladaptif. Sedangkan istilah
psikopatologi mengacu pada studi mengenai perilaku abnormal atau gangguan
mental yang menyangkut wilayah ilmu pengetahuan.
Definisi abnormal sendiri mengacu pada prinsip-prinsip
dari beberapa pendekatan. Menurut Coleman (dalam Wiramihardja,2005) Pendekatan-pendekatan
terebut diantaranya adalah:
1.
Pendekatan
kenisbian cultural (cultural relativism),
pendekatan ini mendefinisikan abnormal berdasarkan pemahaman norma suatu budaya
sebagai standar perilaku normal.
2.
Berdasarkan
kriteria ketidakbiasaan (unusualness),
mengemukakan bahwa perilaku abnormal sebagai penyimpangan dari rata-rata.
3.
Pendekatan
penyimpangan sosial (social deviation),
orang yang berprilaku dan bersikap sosial berbeda dengan orang lain pada
umumnya, digolongkan sebagai perilaku abnormal.
4.
Kriteria discomfort (pendekatan distress),
seseorang disebut abnormal kalau secara personal ia merasakan dirinya berada
dalam situasi penuh tekanan (stressful
situation) baik yang bersumber dari lingkungan maupun dari kondisi diri.
5.
Kriteria mental illness, perilaku terhadap proses
fisikal dimana seseorang menyimpang dari situasi dan kondisi sehat, yang
memungkinkan tampilnya perilaku atau simtom yang spesifik.
6.
Kriteria
maladaptif, dimana dideritanya situasi yng menekan dari lingkungan atau kondisi
diri yang tidak cukup stabil untuk menjaga tetap berjalannya atau berfungsinya
sumber daya orang tersebut bagi kehidupan sehari-harinya.
Sedangkan definisi psikologi abnormal menurut Kartini Kartono (dalam Atikahnn,2013)
adalah salah satu cabang psikologi yang menyelidiki segala bentuk gangguan
mental dan abnormalitas jiwa. Singgih Dirgagunarsa (dalam atikahnn,2013)
mendefinisikan psikologi abnormal sebagai lapangan psikologi yang berhubungan
dengan kelainan atau hambatan kepribadian yang menyangkut proses dan isi
kejiwaan.
Dalam memandang perilaku abnormal, kita dapat
melihatnya dari tiga sudut padang atau pendekatan, diantaranya adalah pendekatan biologis,
psikologis dan sosio kultural. Selain tiga pendekatan tersebut, terdapat pula
sudut pandang yang lebih komprehensif dan eklektis, yaitu pendekatan yang
menggabungkan ketiga pendekatan tersebut yaitu pendekatan ke empat yang
melahirkan apa yang disebut pertanyaan,. Nature-Nurture.
1.
Pendekatan
Biologis
Pada dasarnya pendekatan ini
ditentukan oleh empat dimensi dalam biologis, yiatu: genetika, faal, tingkat
imunitas dan persyarafan (neurologis).
Ke empat dimensi ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kondisi
kejiwaan seseorang.
Akar dari pandanagan
biologis ini juga ditandai oleh tiga hal, yaitu patologi otak sebagai faktor
penyebab, penyebab biokimiawi sebagai abnormalitas, dan faKtor-faktor genetic
dalam abnormalitas. Selain itu, pikiran-pikiran yang modern juga berpengaruh
dalam masalah perilaku abnormal yang perhatian utamanya terletak pada neurogical disease yang melahirkan behavioral impairment. Ketidakseimbangan
biokimiawi dalam otak juga dapat menghasilkan perilaku abnormal.
2.
Pendekatan
Psikologis
Sudut pandang ini
membicarakan faktor-faktor penyebab psikologis dan psikososial yang menyangkut
permasalahan sebelumnya di bidang psikologi dan interaksi sosial di lingkungan
sosial dan orang lain. Pendekatan ini
meyakini bahwa kita harus mempertimbangkan konteks-konteks sosial yang lebih
luas dimana suatu perilaku muncul untuk memahami akar dari perilaku abnormal.
Penyebab perilaku abnormal juga dapat ditemukan pada kegagalan masyarakat dan
bukan pada kegagalan orangnya.
3.
Pendekatan
sosio-kultural
Pada dasarnya faktor-faktor
yang menyangkut sosial kultural adalah bagaimana ia memaknai diri dan kehidupan
yang dijalaninya. Di masa lalu, faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sosial-kultural
selalu diabaikan, karena dalam melihat perilaku seseorang lebih terpaku oleh
kondisi seseorng tersebut atau lingkungan sosial. Namun, semakin lama terlihat
besarnya pengaruh sosial kultural termasuk pandangan-pandangan filosofis
mengenai diri individu itu sendiri.
Dari beberapa macam
penelitian membuktikan bahwa yang berpengaruh
atas lahirnya perilaku abnormal adalah pengaruh-pengaruh societal yang patogenik, misalnya status sosial ekonomi yang
rendah, peranan sosial yang tidak jelas, prejudis dan diskriminasi, pengangguran,
perubaha-perubahan sosial yang tidak jelas dan adanya ansociety yang menyebabkan seseorang tidak bisa memprediksi untuk
masa depan yang lebih baik.
4.
Pendekatan
Biopsikososial
Merupakan gabungan dari tiga
pendekatan yang telah disebutkan di atas. pandanagn ini meyakini bahwa perilaku
abnormal terlalu kompleks untuk dapat dipahami hanya dari salah satu
pendekatan. Perilaku abnormal dapat dipahami dengan paling baik apabila
memperhitungkan interaksi antar berbagai macam penyebab yang mewakili bidang
biologis, psikologis, dan sosiokultural.
Sumber:
Atikahnn. 2013. ” Psikologi
Abnormal dan Ilmu yang Berpautan”. [online].
Tersedia: https://atikahnn.wordpress.com/2013/01/04/psikologi-abnormal-dan-ilmu-yang- berpautan/. [4 Februari 2016]
Wiramihardja, Sutardjo A. 2005. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT Refika Aditama
Komentar
Posting Komentar