POLA ASUH ORANG
TUA
Oleh Ai Fika
Rohmatillah Romdoni
So guys, mendidik anak itu tidak semata-mata hanya sekedar mendidik. Mendidik anak itu tidak semudah apa yang kita bayangkan. Jadi, pintar-pintarlah dalam mendidik anak, karena apapun yang kita lakukan terhadap anak kita, itu bisa menentukan bagaimana anak kita kedepannya.
jadi guys, disini aku cuman mau ngshare tentang jenis-jeni pola asuh atau pengasuhan orang tua buat anak. Namun, sebelum membahas jenis-jenisnya, tentulah kita haru tahu apa itu pola asuh orang tua?????
jadi guys, disini aku cuman mau ngshare tentang jenis-jeni pola asuh atau pengasuhan orang tua buat anak. Namun, sebelum membahas jenis-jenisnya, tentulah kita haru tahu apa itu pola asuh orang tua?????
Definisi Pola Asuh
Menurut Baumrind (dalam Santrock, 2002) pola asuh
adalah bagiamana orang tua mengontrol, membimbing dan mendampingi
anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya menuju proses
pendewasaan.
Euis (2004) menyatakan bahwa pola asuh merupakan
serangkaian interaksi yang intensif antara orang tua dengan anak utuk mengarahkan
anak agar memiliki kecakapan hidup. Sejalan dengan Euis (2004), Muk’tadin (2010)
juga menyatakan bahwa pola asuh merupakan
interaksi antara anak dan orangtua selama terjadi kegiatan pengasuhan yang berarti bahwa
orangtua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk
mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Jenis Pola Asuh Orang Tua
Menurut Baumrind (dalam Santrock, 2002) terdapat empat
macam pola asuh orang tua, yaitu:
Pola Asuh Otoritarian (authoritarium parenting)
Pola asuh otoritarian
adalah pola asuh yang bersifat membatasi dan menghukum, dimana orang tua cenderung
menetapkan standar mutlak yang harus
dituruti oleh anak dan disertai dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini
biasanya cenderung memaksa, memerintah, menghukum, menetapkan batasan-batasan
dan kendali yang tegas pada anak serta tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk
bermusyawarah, sehingga komunikasi dengan anak bersifat satu arah. Sebagai
contoh: orang tua tipe ini mungkin mengatakan kepada anaknya “lakukan sesuai
perintahku atau tidak sama sekali”. Selain itu, orang tua tipe ini juga tidak
segan untuk menghukum anaknya apabila anaknya tidak melakukan apa yang
dikatakan oleh orang tuanya.
2. Pola asuh Otoritatif (authoritative parenting)
Pola asuh otoritatif adalah
pola asuh yang mendorong anak-anak untuk mandiri, namun masih tetap memberi
batasan dan kendali atas tindakan-tindakan anak. Orang tua tipe ini masih
memberikan kesempatan untuk berdialog secara verbal dengan anak, bersifat
hangat dan mengasuh. Selain itu, orang tua tipe ini juga memperlihatkan rasa
senang dan dukungan terhadap tingkah laku konstruktif anak serta memberikan
kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan tindakan.
3.
Pola Asuh Melalaikan (neglectful parenting)
Pola asuh melalaikan
adalah pola asuh dimana orang tua sangat tidak terlibat dengan kehidupan anak.
Orang tua pada pola asuh ini mengembangkan perasaan bahwa aspek-aspek lain
kehidupan orang tua lebih penting dari pada anak-anak. Selain itu, orang tua
dengan pola asuh ini juga lebih cenderung membiarkan anak-anaknya dibesarkan
tanpa kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan fisik yang cukup.
4.
Pola Asuh Memanjakan (indulgent parenting)
Pola asuh memnajakan
adalah pola asuh dimana orang tua sangat terlibat dengan anak-anaknya namun
kurang memberikan kendali terhadap mereka. Orang tua tipe ini membiarkan anak-anaknya
untuk melakukan sesuatu yang mereka inginkan, sehingga anak-anak tidak pernah
belajar untuk mengendalikan perilakunya dan selalu berharap agar keinginannya
dituruti. Selain itu, orang tua dengan tipe ini percaya atau memiliki keyakinan
bahwa kombinasi antara keterlibatan yang hangat dan sedikit kekangan akan
menghasilkan anak yang kreatif dan percaya diri.
Hurlock (1999) membagi pola asuh orang tua menjadi 3
macam, yaitu:
1.
Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis
adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, namun tidak ragu untuk
mengendalikan mereka. Orang tua tipe ini bersifat realistis terhadap kemampuan
anak, sehingga tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anaknya.
Selain itu, orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk
memilih dan melakukan suatu tindakan dengan pendekatan yang bersifat hangat.
2.
Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter
adalah pola asuh yang cenderung menetapkan standar mutlak yang harus dituruti
dan disertai dengan adanya
ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum,
menetapkan batasan-batasan dan kendali yang tegas, serta dalam komuniaksinya
bersifat satu arah.
3.
Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif
adalah pola asuh dimana orang tua memberikan pengawasan yang longgar terhadap
anak. Orang tua dengan tipe ini memberikan kesempatan pada anaknya untuk
melakukan sesuatu tanpa pengawasan darinya. Selain itu, orang tua tipe ini jga
cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak berada dalam
bahaya, namun orang tua tipe biasaya bersifat hangat dan disukai oleh
anak.
Dampak atau Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap
Perilaku Anak
Menurut Baumrind (dalam Santrock, 2002) bentuk pola
asuh orang tua yang diberikan kepada anak dapat berpengaruh terhadap
perilakunya, yaitu:
1.
Pola Asuh Otoritarian (authoritarium parenting)
Pola asuh Otoritarian
akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang tidak bahagia, takut, tidak memiliki
inisiatif dan cemas ketika membandingkan dirinya dengan orang lain serta
memiliki kemampuan komunikasi yang buruk.
2.
Pola asuh Otoritatif (authoritative parenting)
Pola asuh otoritatif
akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang gembira, percaya diri dan memiliki kendali diri serta berorientasi pada
prestasi. Selain itu, mereka juga cenderung mempertahankan relasi yang
bersahabat dengan teman sebaya, kooperatif dengan orang dewasa dan mampu
menangani stress degan baik.
3.
Pola Asuh Melalaikan (neglectful parenting)
Pola asuh melalaikan
akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang kurang memiliki kendali diri dan
tidak mampu menangani independensi dengan baik. Mereka juga seringkali memiliki
harga diri yang rendah, tidak matang dan mungkin terasing dari keluarga. Pada
saat remaja mereka juga memperlihatkan pola-pola
perilaku membolos, melakukan pelanggaran tidak kompeten secara sosial, dan tidak
menyikapi kebebasan dengan baik serta
memiliki pengendalian diri yang buruk.
memiliki pengendalian diri yang buruk.
4.
Pola Asuh Memanjakan (indulgent parenting)
Pola Asuh Memanjakan
akan menghasilkan karaktersitik anak-anak yang egosentris, mendominasi, tidak
patuh, memiliki kesulitan untuk berelasi dengan teman sebaya dan jarang belajar
untuk menghormati orang lain serta memiliki kesulitan untuk mengendalikan
perilakunya. Pada saat remaja mereka tidak pernah belajar untuk mengendalikan
perilakunya sendiri dan selalu berharap agar keinginannya dituruti.
Sumber:
Euis, Sunarti.2004. Mengasuh Anak dengan Hati. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo
Muktadin, Zainun.2010. Pola Pengasuhan dan Gangguan
Kepribadian.
http:/www.e.Psikologi.com,2012
http:/www.e.Psikologi.com,2012
Santrock, Jhon. 2002. Perkembangan Masa Hidup Edisi
ke-5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
So, jadi sebenernya kaka, pola asuh mana sih yang baik diterapkan untuk mendidik anak???
menurut aku ya,, setiap jenis pola asuh itu memiliki postif dan negatifnya, baik burunya tergantung situasi dan kondisi. jadi, sebebnarnya kita juga bisa mengkombinasikan semua jenis pola asuh tersebut tergantung pada situasi dan kondisi.....
Komentar
Posting Komentar