Di Kejar Babi Hutan
Pengalaman
yang paling berkesan dalam hidup saya yaitu ketika saya duduk di bangku sekolah
Dasar. Kejadian tersut terjadi ada tahun 2008, pada saat itu saya adalah
seorang siswa kelas 6 sekolah dasar.
Masyarakat
di kampung tempat dimana saya tinggal memiliki kebiasaan atau terbiasa mencuci dan
mandi di sungai. Pada saat itu seperti
biasanya setelah pulang sekolah saya main ke rumah teman saya Siti. Siti adalah
teman sekelas saya yang rumahnya dekat
dengan saya. Pada saat itu saya sama Siti bermain di rumah Siti. Karena merasa
bosan terus berdiam diri di rumah dan kebetulan pada saat itu orang tua saya
tidak ada di rumah akhirnya saya dan Siti
memutuskan untuk main di sungai untuk menangkap ikan-ikan kecil yang kemudian
akan di masukan ke dalam empang-empangan kecil yang kami buat di sungai. Sungai
yang saya datangi itu tidak jauh dari rumah saya dan Siti. Hanya beberapa menit
saja jalan kaki kita sudah sampai di sungai.
Sebelum
pergi ke sungai, saya dan Siti menyiapkan peralatan yang di butuhkan untuk
menangkap ikan. Saya membawa saringan kecil untuk dijadikan alat untuk
menangkap ikan, dan siti membawa piring kecil sebagai tempat untuk menyimpan
ikan sebelum ikan tersebut di masukan ke dalam empang kecil yang kami buat.
Pada
saat itu kira-kiara pukul 2 siang. Siang menjelang sore. Pada saat itu cuaca
lumayan panas karena pada saat itu tengah musim kemarau. Sehingga air di sungai
surut dan apabila air sungai surut maka di dalamnya terdapat banyak ikan
termasuk ikan-ikan kecil yang biasa di cari oleh anak-anak dan masyarakat di kampung
saya.
Setelah
kami sampai di sungai. Di sungai sangat ramai karena seperti yang telah di
sebutkan di atas bahwa masyarakat di kampung saya menggunakan sungai untuk keperluan sehari-hari
seperti mencuci baju, piring dan mandi. Pada saat itu banyak sekali warga yang
tengah beraktifitas. Seperti ada ibu-ibu yang sedang mencuci piring, baju dan
mandi. Selain ibu-ibu ada juga bapak-bapak yang tengah berlalu lalang
menyebrangi sungai untuk pergi ke sawah, pulang dari sawah, dan juga ada
bapak-bapak yang tengah mengambil pasir dan mengangkat batu-batu ke dalam
mobil serta mengurus empang yang mereka
buat di sungai. Selain orang tua, di sungai juga banyak sekali anak-anak yang
tengah bermain, mandi dan juga menangkap ikan.
Setelah
saya dan Siti sampai di sungai, tanpa berfikir panjang lagi kami langsung
berkeliling mencari tempat yang banyak ikannya. Kami berkeliling kesana kemari
mencari ikan -ikan kecil yang tengah berenang kesana kemari. Setelah kami
mendapatkan ikan yang cukup banyak kami meletakan ikan-ikan tersebut ke dalam
empang yang kami buat. Hal anichs menerus kami lakukan setiap kami mendapatkan
ikan yang banyak.
Ketika
kami sedang asyik-asyiknya berkeliling untuk mencari ikan-ikan kecil yang sedang
berenang. Saya menemukan sesuatu berupa gantungan kunci yang berbentuk
motor-motoran yang sangat bagus. Kami berdua sangat mengagumi gantungan kunci
tersebut. Ketika kami tengah mengagumi gantungan kunci tersebut kami melihat
anak-anak yang tengah bermain dan bapak bapak yang sedangg mengangkut pasir
berlari-lari sambil berteriak-teriak. Namun kami tidak memperdulikannya, kami hanya
berfikir bahwa mereka itu sedang bermain kejar-kejaran.
Setelah
puas mengagumi gantungan kunci tersebut kami hendak berkeliling lagi untuk
mencari ikan-ikan kecil, tanpa di sengaja saya melihat binatang yang sangat
besar, hitam dan menyeramkan tengah berlari ke arah kami. Seketika itu pun aku
bertanya pada Siti binatang apakah itu, dan ternyata binatang yang berlari ke
arah kami adalah babi hutan yang sangat besar dan liar turun dari hutan ke
sungai karena kehausan. Seketika itu
juga kami berlari dari tempat tersebut. Ketika kami tengah berlari kami bertemu
dengan seorang nenek-nenek yang hendak menyebrangi sungai. Kami memberitahu
nenek tersebut bahwa ada babi hutan yang berlari ke arah kami. Seketikan nenek
tersebut berlari kencang menyebrangi sungai ke arah sawah. Bodohnya kami, kami
tidak mengikuti nenek-nenek tersbut berlari ke arah sawah. Kami terus berlari ke depan ke arah perkampungan dan babi hutan itu pun terus mengejar kami.
Warga-warga yang tengah mandi, mencuci, dan sebagainya beteriak pada kami untuk
terus berlari ke arah mereka. Namun, kami tidak menghiraukan mereka. Karena panik
kami terus berlari hingga pada saat itu
karena terlalu panik saya sempat meninggalkan Siti dan pergi ke arah atau jalan
yang menuju perkampungan. Siti berteriak pada saya untuk menunggunya dan dia pun
memberitahu saya bahwa jalan yang saya
pilih adalah jalan buntu. Saya panik mencari jalan keluar sementara itu siti
tengah ketakutan karena dia masih berada di selokan dan babi hutan itu sedikit
lagi sampai pada dia.
Karena
batu-batu yang berada di selokan itu licin, Siti pun terjatuh dan babi hutan itu pun berlari ke jalan yang lain dan
kemudian berlari ke arah perumahan atau perkampungan tempat kami tinggal.
Banyak warga yang mengejar babi tersebut karena khawatir akan mengganggu
anak-anak yang tengah bermain. Sementara warga mengejar babi hutan tersebut.
Kami berdua dengan kaki yang gemetaran dan panik langsung berlari ke arah jalan
pulang yang lain. Kami berdua lari ke rumah saya. Kebetulan orang tua saya
belum pulang. Seketika sampai di rumah saya, saya dan Siti langsung mengunci
pintu dan bersembunyi. Sementara itu ternyata babi hutan tersebut berlari ke kebun
yang dekat dengan rumah saya dan Siti. Warga kemudian berhasil menangkap babi
hutan tersebut.
Selang
beberapa hari setelah kejadian tersebut, saya merasa sangat ketakutan jika
pergi ke sungai sendirian. Satu minggu saya merasakan hal tersebut. Setiap saya
pergi ke sungai ketika mendengar suara orang yang berteriak saya merasa panik
dan takut dan seketika melihat ke berbagai arah karena takut kejadian tersebut
terulang lagi. Kejadain tersebut juga membuat saya dan Siti di olok-olok oleh
teman sekelas kami, tapi kami tidak memperdulikan perkataan mereka, kami hanya
tertawa ketika mereka mengolok-olok kami tentang kejadian tersebut.
Selang
beberapa hari setelah kejadian tersebut saya dan Siti pergi ke sungai berdua,
dan kami mengingat-ingat kejadian itu. Tanpa disadari ketika kami pergi ke
sungai, ternyata kami memakai baju yang
sama seperti saat kami sedang di kejar babi hutan. Saya dan siti pun kaget dan
kami pun langsung berlari pulang sambil tertawa terbahak-bahak.
bagus" :)
BalasHapuslain kali jangan dikejar babi hutan aj yang lainnya biar seru :)
Pada saat itu..
BalasHapustulisanku masih belum rapi
BalasHapusterima kasih comennya. sering sering coment yaa hihi
BalasHapus