Biografi Maurice Bucke


A.    Biografi “Maurice Bucke”
Richard Kanada Maurice Bucke adalah salah satu tokoh psikologi yang kurang di kenal dalam bidang psikologi. Muarice Bucke lahir pada tahun 1937 di Methwold, Inggris. Ayahnya bernama Rev. Horatio Walpole Bucked dan ibunya bernama Clarissa Andrews. Saat Maurice Bucke berusia satu tahun, orang tuanya bermigrasi ke Kanada dan kemudian menetap di dekat London, Ontario.
Pada zaman itu, Maurice Bucke adalah seorang anak petani dan juga merupakan seorang anak laki-laki yang atletik yang suka menikmati permainan bola. Pada usia 16 tahun, Maurice Bucke pergi meninggalkan rumahnya dan melakukan perjalanan ke Columbus, Ohio dan kemudian ke California. Di sepanjang perjalanan, Maurice Bucke bekerja pada berbagai pekerjaan sambilan. Dia juga harus berjuang untuk hidup ketika di serang Shoshone Indian yang melintasi wilayahnya.
Pada musim dingin sekitar tahun 1857-1858, Maurice Bucke hampir mati beku di pegunungan California, dan juga merupakan satu-satunya yang selamat. Dia harus berjalan keluar atas pegunungan, sehingga menderita radang dingin yang ekstrim yang mengakibatkan kaki dan beberapa jari kakinya harus di amputasi. Sekitar tahun 1858, Maurice Bucke kembali ke Kanada melalui Tanah Genting Panama.
Maurice Bucke pernah terdaftar sebagai mahasiswa kedokteran di sekolah kedokteran McGill University di Montreal. Dia menyelesaikan tesisnya pada tahun 1862. Meskipun dia berlatih kedokteran umum, namun dia juga pernah menjadi dokter bedah kapal. Lalu kemudian mengkhususkan diri di bidang psikiatri. Maurice Bucke juga melakukan magang di London pada tahun 1862 sampai pada tahun 1863 di University College Hospital.
Pada tahun 1964, Maurice Bucke kembali ke Kanada, dan pada  tahun 1865 dia menikah dengan Jessie Gurd dan dikaruniai delapan orang anak. Pada bulan Januari tahun 1876, Maurice Bucke menjadi pengawas untuk rumah sakit jiwa  di Hamilton, Ontario dan kemudian dia diangkat menjadi kepala di rumah sakit jiwa di   London, Ontario pada tahun 1877. Pada tanggal 19 Februari 1902, Maurice Bucke tergelincir di sepetak es yang ada di depan rumahnya, dan beberapa jam kemudian dia menghembuskan nafas terakhirnya.
Semasa hidupnya, Maurice Bucke merupakan salah satu tokoh psikologi yang pertama kali menawarkan gagasan teori psikologi yang menempatkan model kesadaran manusia dan realitas sebagai elemen transpersonal yang terbuka dan melestarikan dogma agama. Penelitian tersebut dilakukan berdasarkan atas pengalaman hidupnya. Pada tahun 1872, Maurice Bucke mengalami peristiwa pengalaman mistik yang mengubah hidupnya, yang dia pandang sebagai kesadaran kosmik. Setelah mengalami pengalaman mendalam tentang kedekatan, Maurice Bucke kemudian menghabiskan seperempat abad hidupnya untuk meneliti dan menulis buku yang berjudul Cosmic Consciousness. Pada tahun 1898, Maurice Bucke menyelesaikan karyanya tersebut, namun sampai pada tahun sebelum kematiannya yaitu pada tahun 1901 dia tidak dapat menemukan penerbit.

B.     Pemikiran Maurice Bucke
Selain menggambarkan pengalamannya, Maurice Bucke juga mengemukakan teori yang menyatakan bahwa manusia mampu mengalami tiga tahap utama dari kesadaran, yaitu kesadaran sederhana, kesadaran diri dan kesadaran kosmik yang merupakan kesadaran yang jarang dialami oleh manusia.
1.      Kesadaran sederhana
Kesadaran sederhana adalah kesadaran yang semata-mata tidak dimiliki oleh manusia saja, namun juga dimiliki oleh hewan. Kesadaran sederhana juga merupakan kesadaran yang ditandai oleh kurangnya kesadaran dari dunia batin, sehingga disebut sebagai kesadaran sederhana. Contohnya seekor anjing menyadari sesuatu yang dilihatnya, menyadari baunya, akan tetapi dia tidak tahu bahwa itu adalah “kesadaran”, atau dengan kata lain dia tidak tahu bahwa dia sadar ketika melakukannya. Hal ini berarti bahwa anjing tersebut tidak sadar pada kesadarannya bahwa dia sedang mengalami atau melakukan hal tersebut. meskipun dia sadar ada dengan merespon sesuatu dari luar dirinya, dia tidak sadar dan tidak tahu bahwa dirinya adalah seekor anjing.
2.      Kesadaran diri
Kesadaran diri merupakan tingkat kesadaran setelah kesadaran sederhana yang biasa disebut sebagai tingkat kesadaran menengah yang “normal”, yaitu kesadaran sehari-hari manusia pada umumnya. Pada tingkat kesadaran ini, manusia berbeda dengan hewan, hal ini karena manusia memiliki kemampuan untuk berfikir dalam konsep-konsep dan juga sanggup untuk mengenal dirinya sendiri.
Pada tingkat kesadaran ini, manusia tidak hanya dapat melihat pohon-pohon dari kejauhan atau mencium bau busuk yang menusuk hidungnya, akan tetapi dia sekaligus menyadari bahwa dirinya melihat dan mengalami hal tersebut. contohnya adalah seorang anak kecil yang bertanya kepada ibunya “apakah gajah ini tahu bahwa dia adalah seekor gajah”  ketika dia melihat seekor gajah di kebun binatang. Pada diri manusia bisa berlangsung proses penggandaan yaitu dalam proses pengenalannya manusia bisa menjadi subjek maupun objek. Manusia sadar mengenai apa yang telah dilihat dan di alaminya. Manusia  juga sadar saat dia menjadi subjek atas dunia luar darinya dan saat  menjadi objek bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Selain itu, manusia juga memiliki kemampuan untuk mengamati isi pikirannya atau objek eksternal berbagai peristiwa yang ada di sekitarnya. 
3.      Kesadaran kosmik
Kesadaran kosmik adalah tingkat kesadaran yang paling tinggi yang digambarkan sebagai pengalaman mistik seseorang. Secara radikal, kesadaran kosmik berbeda dengan kesadaran normal, hal ini karena kesadaran kosmik tidak dibatasi oleh objek subjek, karena keduanya menyatu dalam kesatuan yang menawarkan pengalaman dari seluruh ciptaan dan persepsi langsung oleh kosmos yang didefinisikan oleh rasa kesatuan atau penyatuan. Secara kosmologis, kehidupan di dunia merupakan bagian dari kesatuan eksistensi yang meliputi segalanya dan mencapai titik puncaknya pada pusat yang meliputi segalanya pada “Yang Maha Tunggal”, yaitu hidup yang menghidupkan susunan alam semesta dan bumi yang merupakan hakikat serta rahasianya.
Perpindahan dari kesadaran diri menuju kesadaran kosmik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah:
a.       Merasakan pengalaman yang subjektif terhadap adanya cahaya dan kegembiraan, atau sering disebut sebagai “ekstasi”.
b.      Merasakan rangsangan intelektual: manusia memiliki konsepsi yang jelas bahwa alam semesta adalah sebuah kenyataan hidup berdasarkan pada cinta dan keutuhan.
c.       Memahami arti keabadian.
d.      Hilangnya rasa takut akan kematian dan juga rasa dosa.
e.       Rasa kebangkitan yang mendadak
f.       Terjadi perubahan kepribadian pada orang yang mengalami kesadaran kosmik.
g.      Memiliki kapasitas yang jauh lebih besar untuk belajar dan memulai tindakan.
Proses pemahaman manusia terhadap kosmos bisa dilakukan dengan ritual-ritual yang penuh dengan makna dan simbol.  Ritus-ritus yang berhubungan dengan peristiwa kehidupan manusia mengambil titik-titik poros insidental yang menyangkut awal dan akhir manusia yang ada di dunia ini dan secara turun temurun dianggap memiliki makna penting dan vital yang dianggap sebagai inti kejadian pada dimensi ruang dan waktu. Dari kejadian insidental itulah suatu tanda hidup bermula dan berakhir ke titik tanpa ujung.  
Menurut Linus Suryadi titik poros insidental awal bagi manusia yaitu berhubungan dengan kelahiran manusia yang diperingati dengan seperangkat ritus yang ada dalam ruang dan waktu. Sedangkan titik poros insidental akhir adalah titik yang berhubungan dengan kematian manusia yang ditandai dengan isyarat dan lambang dengan menggunakan Bahasa fisik dan metafisik yang bergantung pada intensitas penghayatan pada hidup dan tingkat kesadaran spiritual seseorang.
Sebagai pusat dari totalitas kosmos, manusia memiliki kewajiban untuk menjaga agar harmoni kehidupan senantiasa indah. Pengalaman mistik adalah proses dimana fungsi manusia dan fungsi alam tetap pada porosnya, sehingga manusia dapat menyelesaikan dan memenuhi harapan hidupnya agar hidup lebih sempurna dan dapat melangkah lebih jauh bersatu dengan Tuhan dengan kapasitas diri yang mumpuni. Manusia yang mengalami puncak kesadaran kosmik adalah para nabi, orang-orang suci dan orang-orang saleh yang dapat mengendalikan hawa nafsu duniawinya serta memprioritaskan aspek ukhrawinya.
Selain mengalami tiga tingkat kesadaran, yaitu kesadaran sederhana, kesadaran diri dan kesadaran kosmik, Maurice Bucke menyebutkan bahwa ada kemungkinan manusia memiliki tri-partite psikologis yang terdiri atas sifat-sifat aktif, intelektual dan moral. Maurice Bucke mencoba menghubungkan sifat intelektual seseorang dalam sistem saraf otak dan sifat moral dalam sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom memiliki dua cabang yaitu parasimpatis dan simpatis. Sistem saraf simpatik berkaitan dengan kesenangan atau ketegangan yang sering disebut dengan sindrom “menyerang atau lari”. Contohnya: apabila seseorang melihat anjing gila datang menghampiri maka jantungnya berdetak kencang karena system saraf simpatik dan secara otomatis dia merespon untuk melawan anjing atau melarikan diri. Maurice Bucke juga mengemukakan bahwa sifat moral juga berpartit antara elemen positif dan elemen negatif. Contohnya adalah cinta dan iman yang merupakan elemen positif, sedangkan kebencian dan ketakutan merupakan elemen negatif. Oleh sebab itu, menurut Maurice Bucke manusia berkembang dari yang negatif yaitu ketakutan dan kebencian menuju positif yaitu cinta dan iman.
Maurice Bucke juga mengemukakan bahwa sifat inetelektual yang berada pada manusia bertanggung jawab untuk filsafat dan ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai media untuk ekspresi iman dalam bentuk pemahaman terhadap doktrin, sedangkan sifat moral bertanggung jawab untuk agama dan fungsi estetika. Maurice Bucke juga memahami bahwa agama-agama yang ada di dunia merupakan ekspresi iman, sedangkan estetika dan seni merupakan ekspresi cinta. 
Semasa hidupnya, Maurice Bucke merupakan seorang pria yang luar biasa, karena dia dapat menjelajahi subjek yang pada saat itu belum diteliti dari perspektif psikologis. Muarice Bucke mengeksplorasi manusia yang berujung pada psikologi dan juga menafsirkan bahwa jiwa manusia berevolusi yaitu dari kesadaran sederhana menuju kesadaran kosmik, dan persoalan moral yang negatif menuju yang positif.
Maurice Bucke juga berhasil dalam mencoba mengeksplorasi kesadaran manusia melalui teori evolusi, namun hal itu merupakan kemungkinan yang ditawarkan bahwa kesadaran perlu dimasukan dalam model evolusi, namun apabila tidak memungkinkan yang disebabkan oleh lemahnya informasi secara mendetail maka model teori yang ditawarkan Maurice Bucke sulit untuk kita masukan pada model evolusi. Beberapa orang mengganggap bahwa karya Maurice Bucke ini merupakan sesuatu yang sederhana, namun meskipun demikian, Maurice Bucke merupakan salah satu psikolog pertama yang menyertakan pengalaman rohani yang tidak terikat oleh dogma satu agama atau teologi.

C.    Karya-karya Maurice Bucke
Karya-karya Maurice Bucke terdiri atas:
1.      Buku yang berjudul “Cosmic Consciousness”
2.      Diary of R. Maurice Bucke, M.D., C.M, 1863.
3.      Teori tentang tiga model kesadaran manusia
4.      Teori tentang tri-partite psikologis
5.      Pengeksplorasian kesadaran manusia melalui teori evolusi










DAFTAR PUSTAKA
Jaenudin, Ujam. 2012. Psikologi Transpersonal. Jakarta: Pustaka Setia.
Tanpa nama. 2016. Richard Maurice Bucke [online]. Tersedia:            https://en.wikipedia.org/wiki/Richard_Maurice_Bucke#Biography.              [17 Desember 2016]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh Timur Pada Psikologi Transpersonal

Tipologi Konstitusional Mazhab Jerman

teori tentang hubungan sikap dan perilaku