kepemimpinan dalam organisasi

1.1  Pengertian Kepemimpinan dalam organisasi/industry
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi dan memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Menurut Farland (dalam Danim,2010) “Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pemimpin di lukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses memengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang ditetapkan”.
Danim (2010) menyatakan bahwa “ kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”. 
Sedangkan menurut Robbins ( dalam Wulandari, 2012) “Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orang dalam proses pencapaian tujuan. Pemimpin akan memberikan pengaruh yang meliputi: nilai yang ingin dicapai, arah yang menuntun masa depan, dan cara yang akan memberikan petunjuk bagaimana tugas-tugas diselesaikan”.
Kepemimpinan juga merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seorang manejer. Para manejer adalah seorang pemimpin tetapi seorang pemimpin tidak tentu seorang menejer. Dengan kata lain, kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas sedangkan manejer lebih berhubungan dengan efisiensi.
Selain itu, kepemimpinan juga sering di beri makna sebagai derajat keberpengaruhan, karena pada dasarnya kepemimpinan adalah proses memengaruhi. Namun, untuk menampilkan pengaruh-pengaruh tersebut terdapat empat faktor yang memengaruhi kepemimpinan, diantaranya adalah:
1.      Pemimpin adalah orang yang paling potensial dalam memberikan pengaruh.
2.      Pengikut adalah orang yang di pengaruhi oleh seorang pemimpin.
3.      Situasi, kepemimpinan adalah tidak berada pada situasi kosong.
4.      Komunikasi, pemimpin yang baik adalah seorang komunikator yang baik.
Sedangkan yang di maksud dengan organisasi adalah pola hubungan yang di bentuk oleh  manusia untuk mencapai tujuan bersama. Wulandari (2012) menyatakan “Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dalam sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam organisasi/ industry adalah tindakan untuk memengaruhi dan memotivasi pengikut dalam suatu system perserikatan formal yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.
David G Bowers dan Stanley E Seashore menyebutkan empat dimensi pokok dari struktur fundamental kepemimpinan, yaitu:
a.       Bantuan (support), yaitu tingkah laku yang memperbesar perasaan berharga seseorang dan dianggap penting
b.       Kemudahan interaksi, yaitu tingkah laku yang memberanikan anggota-anggota kelompok untuk mengembangkan hubungan yang saling menyenangkan
c.       Pengutamaan tujuan, yaitu tingkah laku yang merangsang antusiasme bagi penemuan tujuan kelompok mengenai penccapaian prestasi yang baik
d.      Kemudahan bekerja, yaitu tingkah laku yang membantu pencapaian tujuan dengan kegiatan-kegiatan seperti penetapan waktu, pengkoordinasian, penyediaan sumber-sumber dan bantuan teknis.
                                                                                                                                                           
2.2 Gaya Kepemimpinan yang Baik
Gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian terbagi menjadi 4, yaitu:
1.      Gaya Kepemimpinan Karismatis
2.      Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3.      Gaya Kepemimpinan Otoriter
4.      Gaya Kepemimpinan Moralis

1.      GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.
Gaya kepemimpinan karismatis bisa efektif jika :
·         Mereka belajar untuk ber-komitmen, sekalipun seringkali mereka akan gagal. Mungkin inilah satu-satunya masalah mereka, seumur hidupnya.
·         Mereka menempatkan orang-orang untuk menutupi kelemahan mereka. Yah, anda sendiri yang tahu kelemahan anda, kan saya bukan paranormal. Yang saya tahu, kepribadian ini berantakan dan tidak sistematis.

2.      GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas. Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
                                               
Gaya kepemimpinan diplomatis ini akan efektif bila :
1. Berjuang untuk berubah. Anda harus berprinsip, “Mereka yang tidak bergerak berarti
mati!”
2. Hidup ini tidak selalu win-win solution. Ada kalanya terjadi win-loss solution. Pihak yang kalah tidak harus selalu anda
.

3.      GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

4.      GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata-rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.

Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila :
1. Dia berhasil mengatasi kelabilan emosionalnya, dan seringkali ini adalah perjuangan seumur hidupnya.
2. Belajar mempercayai orang lain alias membiarkan mereka melakukan dengan cara mereka, bukan dengan cara anda.

Pada dasarnya Tipe kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak untuk diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki keunggulan masing-masing. Pada situasi atau keadaan tertentu dibutuhkan gaya kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya kepemimpinan yang diplomatis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam aplikasinya, tinggal bagaimana kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam keluarga, organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut diterapkannnya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.

2.3 Corak Interaksi Pemimpin dengan Bawahannya
Suatu hubungan yang terjadi antara pemimpin dengan pengikutnya, manajer dengan bawahannya merupakan suatu ketergatungan yang tidak seimbang. Sering sekai bawahan jauh lebih bergantung pada pemimpinnya dibandingkan sebaliknya. Terdapat corak interaksi yang dapat menentukan derajat keberhasilan pemimpin dan kepemimpinannya. Terdapat teori kepemimpinan Transaksional dan Transformasional yang dikembangkan oleh Bass dan Avolio (1994).

Pengertian Kepemimpinan transaksional
Burns mendefinisikan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang memotivasi bawahan atau pengikut dengan minat-minat pribadinya. Kepemimpinan transaksional juga melibatkan nilai-nilai akan tetapi nilai-nilai itu relevan sebatas proses pertukaran (exchange process), tidak langsung menyentuh substansi perubahan yang dikehendaki. Kudisch, mengemukakan kepemimpinan transaksional dapat digambarkan sebagai : a) Mempertukarkan sesuatu yang berharga bagi yang lain antara pemimpin dan bawahannya. b)Intervensi yang dilakukan sebagai proses organisasional untuk mengendalikan dan memperbaiki kesalahan. c) Reaksi atas tidak tercapainya standar yang telah ditentukan.
Kepemimpinan transaksional menurut Metcalfe (2000) pemimpin transaksional harus memiliki informasi yang jelas tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan bawahannya dan harus memberikan balikan yang konstruktif untuk mempertahankan bawahan pada tugasnya. Pada hubungan transaksional, pemimpin menjanjikan dan memberikan penghargaan kepada bawahannya yang berkinerja baik, serta mengancam dan mendisiplinkan bawahannya yang berkinerja buruk.
Menurut Bycio,dkk.(1995),dan Koh, dkk. Pemimpinan trasnsaksional adalah gaya kepemimpinan,dimana seorang pemimpin memfokuskan perhatian pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan pegawai melibatkan hubungan pertukaran yang didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja dan penghargan klasifikasi sasaran ,standar kerja,penugasan kerja,dan penghargaan .
Bernard M. Bass mengemukakan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan di mana pemimpin menentukan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri atau organisasi dan membantu karyawan agar memperoleh kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut.
Jadi kepemimpinan transaksional merupakan sebuah kepemimpinan dimana seorang pemimpin mendorong bawahannya untuk bekerja dengan menyediakan sumberdaya dan penghargaan sebagai imbalan untuk motivasi, produktivitas dan pencapaian tugas yang efektif.





Tipe / Gaya Kepemimpinan Transaksional
Tipe atau gaya kepemimpinan transaksional meliputi dimensi/perilaku :
1.      Contigent Reward
Untuk mempengaruhi pemimpin memperjelas pekerjaan yang harus di lakukan,menggunakan insentif sebagai alat mendorong pencapaiaan hasil pelaksanaan tugas sesuai harapan.           
2.      Management By Exception
Secara pasif,untuk memengaruhi perilaku ,pemimpin menggunakan upaya koreksi/Hukuman sebagai respons terhadap kinerja buruk/penyimpangan terhadap standard. Secara aktif untuk  mempengaruhi perilaku,pemimpin secara aktif melakukan pemantauan terhadap perkerjaan yang dilakukan pegawai dan menggunakan upaya korektif dalam rangka memastikan bahwa pekerjaan di lakukan dan diselesaikan sesuai standar.
3.      Laissez – Faire Leadersif
Pemimpin ini menghindari upaya memengaruhi bawahan, melalaikan tugas pembinaan sebagai pimpinan,menenggelamkan diri pada perkerjaan rutin dan menghindari konfrontasi. Mereka banyak memberi tanggung jawab kepada bawahan, tidak menetapkan tujuan jelas, tidak membantu pengambilan keputusan kelompok, membiarkan semua mengalir  selama semua terlihat aman.
Karakteristik Kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan transaksional menurut Bass memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Contingent reward
Kontrak pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan untuk kinerja yang baik, mengakui pencapaian.
2.      Active management by exception
Melihat dan mencari penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil tindakan perbaikan.
3.      Pasive management by exception
Intervensi hanya jika standar tidak tercapai.
4.      Laissez-faire
Melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan keputusan.

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Pengertian Kepemimpinan Transformasional
Istilah transformasional berinduk dari kata “to transform” yang artinya mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan.  Sumber daya yang dimaksud yaitu sumber daya manusia seperti pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, dosen, peneliti, dan lain-lain.
Teori Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership Theory) diawali oleg John McGregor Burns dalam bukunya yang mendapat Pilitzer Prize dan National Book Award yang berjudul Leadereship. Dalam buku tersebut ia menggunakan istilah transforming leadership atau menstrasformasi kepemimpinan. Sedangkan istilat Transformational Leadership dipergunakan oleh Benard M.Baas dalam bukunya berjudul Leadership and performance beyond expectation.


Gaya Kepemimpinan Transformasional
Tipe atau gaya kepemimpinan transformasional meliputi dimensi/perilaku :
1.      Charisma Atau Idealized Influence (Pengaruh Ideal)
Perilaku pemimpin yang membuatnya dikagumi sehingga pegawai sangat memuji, mengagungkan, mengikuti dan mencontoh. Pemimpin menunjukkan keyakinan dan daya tarik kepada pengikutnya sehingga terjadi ikatan emosional pada tingkatan tertentu. Pemimpin ini memiliki nilai yang ditunjukkan jelas dalam setiap tindakan sehingga menjadi contoh pengikutnya. Kepercayaan yang dibangun antara pemimpin dan pengikutnya didasarkan landasan moral dan etika.
2.      Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasi)
Perilaku pemimpin mengartikulasikan visi yang mendorong dan memberuu inspirasi pengikutnya. Pemimpin memberi tantangan kepada pengikut untuk memenuhi standar yang lebih tinggi, mengkomunikasikan optimisme tentang pencapaian tujuan masa depan, dan memberi tugas yang berarti. Pengikut harus memiliki pengertian kuat terhadap tujuan organisasi jika mereka ingin termotivasi mewujudkannya.
3.      Intellectual Stimulation (Stimulasi Intelektual)
Pemimpin bersedia mengambil resiko dan meminta ide pengikutnya, membangkitkan semangat dan mendorong kreativitas pengikutnya. Visi pemimpin menjadi kerangka pikir pengikut untuk menghubungkannya dengan pimpinan, organisasi dan sesama mereka serta tujuan organisasi. Ketika stimulasi terjadi, kreativitas mampu menghadapi segala masalah.
4.      Individualized Consideration Or Individualized Attention (Pertimbangan Individu)
Pimpinan selalu hadir ketika pengikut membutuhkan, pimpinan ini bertindak sebagai mentor, mendengar apa yang menjadi perhatian dan kebutuhan pengikut, termasuk kebutuhan dihormati dan menghargai kontribusi individual terhadap organisasi. Pendekatan ini mendidik pimpinan generasi berikut dan mendorong terpenuhinya aktualisasi diri.

Karakter Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional diprediksikan mampu mendorong terciptanya produktivitas organisasi. Jenis kepemimpinan ini  menggambarkan adanya tingkat kemampuan pemimpin untuk mengubah mentalitas dan perilaku pengikut menjadi lebih baik.
Kepemimpinan transformasional memiliki makna dan orientasi masa depan (future oriented). Hal ini penting, karena warga organisasiyang berkualitas, produktif serta profesional dalam menapaki masa depan dan segala tantangan yang ada dalam organisasi.
Ciri pemimpin transformasional diantaranya :
a)      Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
b)      Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan organisasi
c)      Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.

Kepemimpinan transformasional menurut Bernard M. Bass memiliki karakteristik yang membedakan dengan gaya kepemimpinan yang lainnya diantaranya:
1.      Charisma
Memberikan visi dan misi yang masuk akal, menimbulkan kebanggaan, menimbulkan rasa hormat dan percaya.
2.      Inspiration
Mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang sederhana.
3.      Intellectual stimulation
Meningkatkan intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara teliti.
4.      Individualized consideration
Memberikan perhatian pribadi, melakukan pelatihan dan konsultasi kepada setiap bawahan secara individual.

Perbedaan Kepemimpinan Transaksional Dengan Transformasional
Kepemimpinan transaksional dan transformasional memiliki perbedaan esensial dalam konstruksi perilaku kepemimpinan tetapi sifatnya saling melengkapi dan tidak saling meniadakan. Seberapa besar kombinasinya tergantung dari situasi masing-masing.
Menurut pemikiran Bass (2007), kepala sekolah transaksional bekerja di dalam budaya organisasi sekolah seperti yang ada, sedangkan kepala sekolah transformasional mengubah budaya organisasi sekolah. Perbedaan esensial antara pemimpin transaksional dan transformasional berikut ini :
Kepemimpinan Transaksional
a)        Pemimpin menyadari hubungan antara usaha dan imbalan
b)        Kepemimpinan adalah responsif dan orientasi dasarnya adalah berurusan dengan masalah sekarang.
c)        Pemimpin mengandalkan bentuk-bentuk standar bujukan, hadiah, hukuman dan sanksi untuk mengontrol pengikut.
d)       Pemimpin memotivasi pengikutnya dengan menetapkan tujuan dan menjanjikan imbalan bagi kinerja yang dikehendaki.
e)        Kepemimpinan tergantung pada kekuatan pemimpin memperkuat bawahan untuk berhasil tawar-menawar.
Kepemimpinan Transformasional
a)        Pemimpin membangkitkan emosi pengikut dan memotivasi mereka bertindak di luar kerangka dari apa yang digambarkan sebagai hubungan pertukaran.
b)        Kepemimpinan adalah bentuk proaktif dan harapan-harapan baru pengikut.
c)        Pemimpin dapat dibedakan oleh kapasitas mereka mengilhami dan memberikan pertimbangan individual (bentuk perhatian, dukungan, dan pengembangan bagi pengikut), stimulasi intelektual (upaya pemimpin untuk meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan organisasional dengan sudut pandang yang baru) dan pengaruh ideal (membangkitkan emosi dan identifikasi yang kuat terhadap visi organisasi) untuk pengikut.
d)       Pemimpin menciptakan kesempatan belajar bagi pengikut mereka dan merangsang pengikutnya untuk memecahkan masalah.
e)        Pemimpin memiliki visi yang baik, retoris dan keterampilan manajemen untuk mengembangkan ikatan emosional yang kuat dengan pengikutnya.
f)         Pemimpin memotivasi pengikutnya bekerja untuk tujuan yang melampaui kepentingan pribadi.

2.4 Ciri-Ciri Pemimpin yang Berhasil
Kepemimpinan merupakan fenomena yang bersifat universal dan unik.Efektivitas kepemimpinan di tentukan oleh kepribadian yang dimiliki oleh seorang pemimpin.Sebagai seorang pemimpin harusnya mempunyai kualitas yang lebih baik dari para pengikutnya. Berikut ini merupakan cirri-ciri umum yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang ingin berhasil, diantaranya adalah:
1.      Adaftif terhadap sesuatu
2.      Waspada terhadap lingkungan social
3.      Ambisius dan berorientasi pada masa depan.
4.      Tegas
5.      Kerja sama atau kooperasi
6.      Dapat diandalakan
7.      Berkeinginan dan memiliki kekuatan untuk memengaruhi orang lain
8.      Energik, percaya diri dan persisten

Selain ciri-ciri yang telah di kemukakan di atas, De Bono (dalam Munandar, 2001) menyatakan bahwa terdapat empat macam faktor yang menetukan keberhasilan seseorang dalam memim;pin yang dua diantaranya adalah cirri-ciri pribadi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dan dua di antaranya adalah faktor yang berada di luarnya. Kedua ciri-ciri pribadi itu adalah:
1.      A little madness, orang yang tahu pasti apa yang harus dia lakukan dan memiliki keinginan untuk mencapai tujuannya.
2.      Very talented, orang yang mempunyai bakat yang menonjol dalam bidang tertentu.
Kedua faktor lainnya adalah;
1.      Rapid growth field, orang yang bekerja dalam suatu bidang yang mempunyai peluang untuk berhasil.
2.      Luck, orang yang secara kebetulan berada di suatu tempat yang tepat untuk melakukan usahanya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh Timur Pada Psikologi Transpersonal

Tipologi Konstitusional Mazhab Jerman

teori tentang hubungan sikap dan perilaku