teori tentang hubungan sikap dan perilaku
Teori Tentang Hubungan Sikap dan Perilaku
Terdapat 4 teori yang membahas tentang hubungan sikap
dengan perilaku. Diantaranya adalah:
1.
Teori perilaku
beralasan (theory of reason action-Fishbein
dan Ajzen, 1980)
Fisbein dan Ajzen berpendapat bahwa keputusan untuk
melakukan sebuh perilaku tertentu merupakan hasil dari proses yang bersifat
rasional. Teori ini juga berpendapat bahwa tingkah laku individu dapat
diramalkan dari tujuan tingkah laku yang terbentuk dari attidute towardsthe behavior yaitu sejauh mana individu menilai
posiif atau negative mengenai konsekuensi tingkah laku tertentu, dan norma
subyektif yaitu sejauh mana individu percaya bhwa significant others menyetujui
atau menolak tingkah tersebut. Contohnya adalah individu akan melakukan tingkah
laku apabila tingkah laku tersebut berdampak positif pada dirinya dan orang
lain menyuki atau menyetujui tingkah lakunya tersebut.
2.
Teori perilaku
berencana (theory of planned behavior_Azjen,1991)
Teori ini hamper sama dengan teori perilaku beralasan.
Namun pda teori ini azjen menambahkan satu determinan perilaku yang disebut
sebagai Perceived Behavior Control (PBC)
atau kendali perilaku yang dipersepsikan. PBC merupakan persepsi terhadap
tingkat kesulitan sebuah perilaku untuk dapat dilaksanakan. PBC juga
merefleksikan pengalaman masa lalu dan antisipasi terhadapa hambatan yang
mungkin terjadi ketika kita melakukan sebuah perilaku. Menurut teori ini
periaku dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: sikap, norma subyektif dan PBC. Intensi
dapat memengaruhi perilaku seseorang secara langsung dan juga dapat menentukan
apakah tingkah laku akan ditampilkan atau tidak.
3.
Attitude to Behavior Process Model (Fazio,1989)
Menurut teori ini huungan sikap dan perilaku adalah
spontan. Jadi, apabila kita dihadapkan pada sebuah kejadian atau peristiwa yang
berlangsung secara cepat, maka secara spontan sikap yang terdapat pada diri
kita akan mengarah pada perilaku. Beberapa kejadian tersebut juga dapat
mengaktifkan pengetahuan kita tentang norma sosial dan sikap sehingga keduanya
akan membentuk define kita tentang situasi (persepsi) yang akan menentukan tingkah
laku yang akan kita tampilkan. Contohnya adalah ketika kita melihat
kecelakaanlalu lintas di jalan, norma sosial kita mengenai tolong menolong yang
telah diajarkan dari sejak kecil akan mendorong kita untuk menolong korban
kecelakaan tersebut.
4.
Balance Theory dan
Cognitive Dissonance Theory (Festinger)
Menurut teori ini tingkah laku dapat memengaruu sikap
begitupun sebaliknya sikap dapat memengaruhi tingkah laku. Menurut teori ini,
kita sering menyadari bahwa ada hal-hal yang tidak sejalan dengan diri kita
yang memuat kita tidak nyaman, dan kita akan berusaha untuk membuatnya balance
dengan dua pilihan, yaitu dengan cara mengubah sikap dan mengubah perilaku.
Jadi, apabila kita berada dalam sebuah situasi yang menekan atau menuntut
keseragaman, maka tingkah laku akan merubah sikapa dan apabila kita berada pada
situasi yang tidak menekan, maka sikap akan merubah tingkah laku.
Contoh sikap yang merubah tingkah laku: ketika kita
menyukai seseorang, dan mau berpacaran dengannya, tetapi karena mengetahui
bahwa dia adalah seorang perook dan kita tidak menyuki rokok, maka kita tidak
jadi berpacaran dengannya.
Contoh tingkah laku memengaruhi sikap: ketika kita
tidak menyukai bola, tapi karean pacar kita sering menemani pacar kita menonton
bola, maka kita jadi suka bola.
sumber referensinya apa ya
BalasHapusbaron, Robert A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi sosial. Jakarta: erlangga
HapusSalah satu materi yang saya pelajari di mata kuliah Psikologi Sosia. Terima kasih sudah merangkumnya di sini. Kalau ada waktu senggang boleh nih kunjungi website kampusku ya bisa diklik di sini walisongo.ac.id Ada banyak info seputar jurusan perkuliahan keagamaan dan juga umum Thank you.
BalasHapusterima kasih atas apresiasinya ka.
Hapus